Kamis, 24 Maret 2011

Manajemen ritel

MANAJEMEN RITEL






DI SUSUN OLEH :

ROSSY A. (31208551)
3 DD 03











UNIVERSITAS GUNADARMA
2011





RETAIL


1. SUMBER DAN PRODUK LINI
sebuah proses pemabrikan di mana bagian-bagian (biasanya yang memiliki suku cadang) suatu produk dirakit dan digabungkan satu persatu dengan urutan tertentu hingga menjadi produk akhir. Proses ini menghasilkan tingkat produksi yang lebih cepat daripada metode biasa, di mana untuk membuat satu produk jadi, seluruh bagian produk tersebut dirakit oleh satu orang ahli. Bentuk paling terkenal dari konsep lini perakitan adalah lini perakitan-bergerak
Banyaknya Product line
a. General merchandise store
Toko yang menjual berbagai macam barang/berbagai produk line.
b. Single-line store
Penggolongan ini didasarkan atas jenis produk line-nya
c. Specialty store
Barang yang dijual terbatas, hanya meliputi sebagian dari produk line saja

2. PEMBERDAYAAN PERDAGANGAN RITEL
Retail atau eceran merupakan semua kegiatan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga, bukan untuk keperluan bisnis. Bila institusi pabrikan, wholesaler atau retail store menjual sesuatu kepada konsumen akhir untuk pemakaian nonbisnis, maka berarti mereka telah melakukan penjualan eceran. Ada empat fungsi utama retailing, yaitu:
1. Membeli dan menyimpan barang.
2. Memindahkan hak milik barang tersebut kepada konsumen akhir.
3. Memberikan informasi mengenai sifat dasar dan pemakaian barang tersebut.
4. Memberikan kredit kepada konsumen (dalam kasus tertentu).
Adapun yang dimaksud dengan retailer atau retail store adalah perusahaan yang fungsi utamanya menjual produk kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga. Penekanan pada fungsi utama tertentu ini untuk menunjukkan bahwa retailer merupakan lembaga yang dapat berdiri sendiri. Pemanufaktur dan petani juga dapat bertindak sebagai retailer, namun fungsi utama rnereka bukanlah menjual produk ke konsumen akhir melainkan memproduksi suatu barang dan bertani. Pengecualian diberikan pada service retailing di mana retailer dalam hal ini juga adalah produsen.

3. KEUNGGULAN PERDAGANGAN RITEL
1. Harga.
Ada retail store yang memasang harga mati seperti supermarket dan departement store) dan ada pula yang menetapkan harga fleksibel atau dapat ditawar (seperti discount store).
2. Kemudahan
Kemudahan parkir, bisa cepat pergi setelah membayar, dan mudah mencari barang yang diinginkan (meliputi proses menemukan, membandingkan, dan memilih).
3. Kualitas produk yang ditawarkan.
4. Bantuan wiraniaga.
Apakah harus swalayan, membantu ecara pasif, atau membantu secara aktif.
5. Reputasi Kejujuran dan kewajaran dalam jual beli
6. Nilai yang ditawarkan
Yaitu perbedaan total customer value dan total customer cost. Total customer value adalah sekumpulan manfaat yang diharapkan pelanggan dari produk dan jasa, meliputi product value (misalnya keandalan, daya tahan/keawetan, unjuk kerja), service value (penyerahan barang, pelatihan, instalasi, perawatan, reparasi), personnel value (kompeten, responsif, empati, dapat dipercaya), dan image value (citra perusahaan). Sedangkan total customer cost terdiri dari harga yang dibayarkan, biaya waktu, biaya tenaga, dan biaya psikis.
7. Jasa-jasa khusus yang ditawarkan.
Pengiriman barang gratis, pembelian kredit dan bisa mengembalikan atau menukar barang yang sudah dibeli.

4. KEBIJAKAN HARGA PERDAGANGAN RITEL
Kebijakan Harga (pricing poticy)

Harga dari para pengecer merupakan faktor bersaing utama dan mencerminkan kualitas barang produk yang di_ jual dan pelayanan yang diberikan. Biaya barang dagar.rgan merupakan dasar dan kecerdikan pengecer membeli dagangannya merupakan dasar harga,juga merupakanunsur penting dalam penjualan Penetapan eceran penetapanharga, yang berhasil. Para pengecer sering bisa menghasilkan uang meialui pembelian yang cermat, atau melalui penjualan yang cermat. Di luar ini, mereka harus menetapkanharga secarahati-hati dengan beberapamacam cara. Imbuhan harga yang rendah bisa dipasang dibeberapa barang sehingga barang-barang tersebut bisa berfungsi sebagai pembangunan niaga atau harga umpan dengan harapan bahwa para pelanggan akan membeli barang-barang yang lain yang mendapat imbuhan harga lebih tinggi, bila mereka sudah terlanjur ada dalam toko. Tambahan pula, manajemen penjualan eceran harus mahir melaksanakan kebijakan penurunan harga pada barang daganganyang perputarannya lamban.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga:

Tnlgetmarket(pasarsasaran). harus memperhatikan reaksi konsumen terhadap perubahan harga, karena konsumen kebanyakan peka terhadap perubahan Harga walaupun tidak banyak, sehingga akan mempengaruhi daya Beli ko.sumen. merlgantisipasi perubahan harga terhadap perubahan daya beli konsumen sehinggatidak terjadi penurunan penjualan.

Competition(persaingan).
Para konsumen cenderung membandingkan toko_toko eceran yang ada dan fakto harga kelihatannyamenjadi sebuahalat ukur perbandinganyang sangat popular. Dalam menetapkan harga karakteristiknya merlgantisipasi perubahan harga terhadap perubahan daya beli.

Pricingnt themnrket.
Penetapan harga sesuai dengan harga pasar dilakukan oleh para pengecer yang bermaksud memperlebar pasar mereka dengan penawarankualitas produk yang baik, harga yang cukup dan pelayanan yang penuh. Persaingan bukan hanya karena harga saja tetapi juga dipengaruhi oleh lokasi, pelayanan,merek, pengiriman, dan lain-lainnya.

Pricing above the market.
Penetapanharga diatas harga pasar biasanya dijalankan oleh toko-toko yang telah mempunyai reputasi yang tinggi. Toko dengan harga tinggi pelanggansesuatukeuntungan atau ekstra sebagaibalasanatas hargayang dibayarnya. harus menawarkan kepada Biaya barang dagangan salah satu faktor yang penting dalam penetapanharga, karena besarkecilnya biaya akan mempengaruhi besamya imbuhan harga yang ditetapkan dan semua biaya harus dibayar pada waktunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar